Saturday, December 24, 2016



Sejarah Karya Sastra Inggris
Sastra Inggris adalah sastra yang ditulis dalam bahasa Inggris termasuk sastra yang disusun dalam bahasa Inggris oleh penulis yang tidak berkebangsaan Inggris seperti Robert Burns dari Skotlandia, Joseph Conrad dari Polandia, dan Thomas Pynchon dari Amerika. Tetapi walaupun begitu semua penulis dianggap penting dalam sejarah sastra Inggris. Sastra Inggris sangat beragam seperti varietas dan dialek Inggris yang digunakan di seluruh dunia di negara-negara yang awalnya dijajah oleh Inggris. Namun meskipun terdapat banyak penulis sastra Inggris, karya-karya William Shakespeare tetap penting di seluruh dunia berbahasa Inggris.
1. Old English Literature (600-1100)
Pada masa ini, Inggris adalah sebuah negara kepulauan dimana terdapat 5 kerajaan yang akhirnya membentuk sebuah negara yang bernama “United Kingdom”. Kerajaan tersebut adalah: Britain, Ireland, Welsh, dan Scotland. Suku asli orang Inggris adalah suku “celt” (orang-orangnya bernama “The Celtis”). Negara yang pernah menjajah, yaitu:
a.German
Suku-sukunya: The Jutes, The Angles, The Saxon. Mereka menjajah DI Inggris, namun mereka bercampur dan berbaur sehingga membentuk suku baru yaitu “Anglo-Saxon”.
b.Denmark
Sukunya adalah The Danes dan Rajanya adalah King Alfred. King Alfred adalah seorang yang membawa pengaruh besar dalam sastra (mentranslate Injil dari bahasa Perancis ke Inggris).
c.Norman
Sukunya adalah Normandy dan Rajanya adalah William Duke of Normandy.
Pada masa Old English, karya sastra (puisi) pertama yang paling terkenal adalah “Beawulf” berbentuk epic (hero’s poem). Pengarangnya tidak dikenal, dan ditemukan pertama kali dengan karya tangan/manuscript. Sekarang Beawulf dapat kita temukan di:
o    Oxford University
o    Exeter Cathedral
o    British Museum
Drama tidak pernah muncul pada masa Old English. Drama baru mulai muncul pada masa Middle English.
2. Middle English (1066-1500)
Drama pada Middle English, pertama kali muncul di Yunani, digunakan untuk mengekspresikan rasa takut pada dewa-dewa ataupun alam dan juga sebagai alat penyebaran agama kristen yang dilakukan oleh para pendeta. Drama muncul bukan sebagai seni dan para pendeta pun bukan aktor sungguhan, melainkan mereka hanya mengajarkan agama Kristen.

Pada zaman Middle English, drama hanya ada 3 macam,yaitu:
1. Mistery/Miracle Play: drama yang menceritakan tentang kejadian yang luar biasa yang terjadi di luar imajinasi mausia.
2. Morality play: drama yang menceritakan tentang bagaiman hidup dengan ajaran agama Kristen (ajaran tentang moral). Pada morallity play ini yang menjadi tokoh utama yaitu sifat-sifat manusia.
3. Interlude: adalah jenis morallty play juga tetapi lebih pendek dan ditampilkan diantara akting
Pada masa Middle English, ada seseorang yang tidak pernah menulis drama, prose maupun puisi namun ia adalah orang yang pernah mencetak buku, yaitu “William Caxton” yang pertama dicetak pada tahun 1476 yang berjudul “Morte D’ Arthur (Arthur Death)” yang dikarang oleh Sir Thomas Mallory dan juga ada seseorang yang bernama Geofrey Saucher yang merupakan Bapak Puisi ( The Father of Poem). Puisi Geofrey Saucher bertema tentang keadaan di kehidupan alam bebas  dimana Ia menceritakan tentang perilaku manusia sebagai mana adanya mereka hidup.
Pada tahun 1333  ditemukan buku pertama yang ditulis tangan oleh “William Caxton”. Beberapa orang yang pernah mentranslate Injil ke dalam beberapa bahasa adalah:
o    William Tyndale: from Greek into English and from Hebrew into English
o    John Wycliff: from Latin into English dalam bentuk Middle English (berbentuk Authorized Version/A.V) , dan oleh karena itu, John Wycliff dijuluki sebagai Bapak Prose (The Father of Prose)[1].
3. Tudor Literature (1500-1603)
A. Renaissance (Elizabethan Age)
Periode Renaissance atau yang biasa juga disebut sebagai zaman Elizabethan atau pencerahan merupakan periode dimana masyarakat Inggris keluar dari zaman kegelapan (dark ages) dimana pemikiran masyarakat pad amasa itu sangat sempit hanya sebatas wilayah atau negara di mana mereka tinggal dan kebudayaan sangat terikat dengan aturan yang dibuat oleh gereja. Masa Renaissance pada karya sastra lebih dahulu terjadi di Itali terhadap manuskrip peninggalan Yunani dan Roma dimana mereka menghidupkan kembali sekolah-sekolah yang berdasarkan pada pelajaran klasik dan filsafat dan kemudian berkembang hingga ke Eropa Barat yang dibawa oleh orang-orang dari Arab. Kejadian ini menekankan bahwa masyarakat dari Yunani dan Roma merupakan masyarakat yang terpelajar, berbudaya dan kreatif sehingga kesadaran akan hal tersebut mengembalikan semangat masyarakat untuk mengembangkan diri mereka sebagai manusia.
Pada masa pencerahan ini, karya sastra berkembang pesat dipicu dengan Ratu Elizabeth yang juga sangat mencintai music, tarian, dan segala yang berbau seni termasuk karya sastra. Karya sastra yang berkembang pesat pada zaman ini adalah jenis drama karena drama dianggap sebagai perpaduan fikiran, perasaan, dan perbuatan dalam satu karya. Sastrawan yang terkenal dalam bidang drama diantaranya sastrawan besar seperti Christopher Marlowe, William Shakespeare, dan Ben Jonson. Marlowe merupakan dramawan yang sangat besar yang lahir sebelum Shakespeare dan karyanya yang paling terkenal adalah “Faustus”. Kemudian muncullah Shakespeare yang menyempurnakan karya-karya Marlowe yang masih dianggap memiliki beberapa kekurangan.  Shakespeare sendiri sangat terkenal dengan beberapa drama pertamanya yang dipentaskan seperti “Hamlet” dan “Machbet”. Setelah itu Ben Jonson pun hadir menambah deretan dramawan besar Inggris dengan karya ternamanya “Every man In His Humour”.
Dalam bidang lain seperti puisi, penyair yang sangat dikenala adalah Edmun Spencer dengan puisinya yang berjudul “The Faery Queen”. Pada masa ini, para penyair juga datang dari kalangan kerajaan seperti Earl of Essex dengan karyanya “To Plead My Faith”, Sir Walter Raleigh dengan “To Queen Elizabeth” dan Sir Philip Sydney dengan puisinya yang berjudul “Heart Exchange”. Pada masa pencerahan ini bahkan Elizabeth I juga berhasil menciptakan sebuah karya yang berjudul “When I Was Fair and Young”. Masa kejayaan kasrya sastra terus berkembang pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth hingga akhirnya Ratu Elizabeth meninggal dan kerajaan dipimpin oleh King James I dari Skotlandia.
Pada masa Elizabethan, tidak ada tokoh perempuan dalam setiap pementasan dramanya, dan jikapun ada perempuan itu adalah anak laki-laki yang dibuat menyerupai perempuan[2].
4. William Shakespeare and The Drama (1564-1616)
Literatur yang paling populer:
1.      Tragedy (Romeo and Juliet, Julius Caesar, Hamlet, Othello, King Lear)
2.      Comedy (Merchant of Venice, Twelfth Night, As You Like It)
3.      History (Henry IV, In Two Parts, Portia, Ophilia, Rosaline)
William Shakespeare lahir di Stratford on Avon, dan istrinya bernama Anne Hathway. William meninggal pada tanggal 23 April.
5. Stuart Literature 1700
A. The Puritan Age (1608-1674)
Adalah masa di mana sekelompok orang ingin mengembalikan protestan secara murni. Penulis yang paling terkenal di masa ini adalah John Milton. Ia membuat semua orang agar kembali ke Protestan.
Karakteristik John Milton:
1.      Miltonic Sonet
2.      Religion/sebagian karyanya tentang agama (karyanya dibuat sama)
“The Lady of Christ”, pada masa John Milton bagi orang Kristen, Yesus adalah tingkatan teringgi namun bagi orang Protestan, Maria paling tinggi tingkatannya sedangkan Jesus tertinggi kedua.
Pada masa John Milton, drama tidak ada karena dilarang termasuk semua kesenangan dunia. Yang ada hanya puisi, puisi yang banyak bercerita tentang ajaran agama, dan sebuah buku yang berisikan tentang aturan pencerahan. (The Role about Dicipline Divorce). Pada abad ke-17 para pendeta pergi ke Amerika dari Inggris.
Berikut adalah karya-karya dari John Milton:
1.      Paradise Lost
2.      Paradise Regained
3.      Samson Argonistes
B. Restorian Age (1660-1669)
Pada masa ini, John Dryden adalah penulis yang terkenal. Salah satu tulisannya yang populer adalah “The Conquest of Granada” yang berjenis drama. Karakteristiknya berupa tragic drama, hanya menceritkan tentang kepahlawanan dan keindahan serta comedy of manners (funny when the other suffer and many shouts). Sedangkan pada prose, prose pada masa ini dibagi menjadi 2, yaitu: fiction, dan jurnalism.
6. Agustan Literature: to1790
A. The Age of Reason (1650-1780).
Istilah dari “The Age of Reason” lebih mengarah kepada pengertian yang menekankan pada tingkah laku dan kepercayaan pada masa itu. Setelah jatuhnya pemerintahan “Commonwealth” yang dipimpin oleh kaum Puritan, pada masa ini, masyarakat menjadi sangat reasonable dimana mereka melakukan segala sesuatu yang menurut mereka masuk akal dan mulai meninggalkan mitos-mitos yang selama ini mereka percaya yang berasal dari gereja. Fenomena-fenomena alam yang terjadi tidak lagi mereka percaya sebagai sebuah kejadian karena kemarahan Tuhan atau sesuatu yang lebih bersifat metafisik. Hal ini juga diperkuat dengan munculnya ilmuwan matematika, Isaac Newton pada tahun 1687 yang membuka cakrawala berpikir masyarakat pada masa itu.
The Age of Reason mencakup masa Restorasi dan masa Agustus. Pada masa Restorasi sendiri yang dipimpin oleh Charles II, para sastrawan mengalami kesulitan dalam hal keuangan dan ketertarikan masyarakat pada karya sastra yang bersifat Elizabethan. Masyarakat lebih menyukai karya-karya yang bercerita tentang isu-isu yang sedang dibicarakan pada saat itu, bukan lagi sesuatu yang penuh dengan dunia khayalan dan pada masa ini muncul pula kegemaran masyarakat terhadap karya pantun.
Saat memasuki pasa Agustan, dimana pemerintahan dipimpin oleh Ratu Anne dan George I, para penyair beralih kepada gaya Augustan karena kesamaan politik dan keadaan sosial pad asaat itu yang dianggap sama dengan keadaan di Roma dibawah kepemimpinna Caesar Augustus. Penyair pada masa ini kebanyakan berasala dari kelangan kelas menengah dan karya sastra yang lehir bersifat epos, satir, elegy, dan tragedy. Kebanyakan karya sastra pada masa itu juga jelas menggambarkan perlawanan masyarakat terhadap kaum bangsawan. Masa ini berlangsung pada masa revolusi intelektual, sehingga rasianalisme menjadi aliran utama para sastrawan dan alhi filsafat.  Pada masa ini juga lahir sebuat media yang menuliskan berita-berita yang sedang dibicarakan atau yang disebut surat kabar. Surat kabar lahirnya didasarkan dari sifat masyarakat yang tidak mudah dipengaruhi lagi oleh para bangsawan sehingga masyarakat memerlukan argument dan penjelasan serta gagasan fakta-fakta yang masuk akal oleh para petinggi pemerintahan agar mau memberikan suaranya untuk pemilihan. Penyair ternama saat itu adalah John Dryden dengan “The Hind and The Panther”, Alexander Pope “Epistle to Miss Blount” dan Samue Johnson dengan “Letter to Chesterfield”.
B. Eighteen Century
Pada abad ke-18, “Dryden” adalah seorang penulis sukses untuk karyasatire nya yang berjudul “Absalom and Achitopel”. (satire adalah gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang). Selanjutnya “Dr. Samuel John” yang merupakan salah satu penulis Inggris sekaligus pemikir hebat dan “Jonathan Swift” yang merupakan seorang penulis yang berhasil membuat novel pertama berbentuk satire yang berjudul “Guliver Travels”.
7. Romantisme (1790-1837).
Periode Romantisme terjadi diantara akhir baaad ke-18 hingga awal abad ke-19. Kebanyakan dari sastrawan masa Romantisme mengubah aliran mereka dari aliran yang mereka ikuti pada masa The Age of Reason menjadi aliran yang sesuai dengan masa itu, Romantisme yang lebih berani, individual, memiliki pendekatakan imaginasi mengenai karya sastra dan kehidupan sekaligus.
Ide dari karya sastra pada masa Romantisme adalah spontan, alami (tidak dibuat-buat), dan bebas sesuai dengan kehendak (individual). Aliran tersebut lebih dipengaruhi atau didasarkan karena adanya revolusi Perancis yang dimulai pada tahun 1789 dengan prinsip kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Hal inilah yang kemudian membuat para penyair di Inggris merespon kesedihan masyarakat Perancis yang kemudian dimasukkan dalam karya-karya mereka yang menuntut kebebasan individual tanpa adanya kelas-kelas sosial di masyarakat sehingga terciptanya persaudaraan.
Pada masa ini, karya sastra yang banyak lahir adalah puisi dari beberapa sastrawan ternama seperti William Blake (1757-1827) dengan “From Song of Innocent” dan “From Song of Experience”, William Wordsworth (1770-1850) “The World Is Too Much With Us”, Samuel Taylor Coleridge (1772-1854) “Frost at Midnight”, Lord Byron (1788-1824) “When We Two Parted”, John Keats (1795-1821) “The Ode on a Grecian Urn” dan Walter Scott (1771-1832) “The Lay of the Last Minstrel”.
Selain puisi, prosa juga mengalami perkembangan dalam masa ini dan tetap dengan nilai individualitasnya yang bebas dan spontan serta tidak dibuat-buat. Contoh penulis prosa yang sangat terkenla seperti Jane Austen (1775-1817) dengan karya-karyanya mengenai kehidupan rumah tangga dama kesehariannya seperti “Pride and Prejudice”.
Sedang karya sastra dalam bentuk drama bisa dikatakan tidak berkembang pada masa ini karena tidak adanya sebuah drama yang dapat dikatakan sukses dan berhasil pada masa ini. Hal tersebut disebabkan dari meningkatnya jumlah golongan kelas menengah sehingga drama menjadi kurang digemari pada saat itu. Disamping itu, mada masa Romantisme dimana segala aktifitas berpusat di rumah sehingga masyarakat sedikit lebih malas untuk keluar rumah hanya untuk menikmati drama di panggung teater dan lebih memiliki karya-karya sastra yang bisa dinikmati di dalam rumah seperti novel dan puisi[3].
8. Nineteen Century
Berikut beberapa nama penulis beserta karyanya pada masa Nineteen Century:
1. The Age of Romanticism: William Word Sworth (the Danfodils-Poem), Samuel Taylor Colleridge (the Rime of the Ancient Mariner-Poem), Charles Lamb (Elia-Essay), and Jane Austen (Pride and Prejudice-Novel)
2. The Victorian Age: Charles Dickens (Oliver Twist-Novel), William Make Peace (Henry Esmond and The Virginians-Novel), Gorge Eliot (Adam Bede-Novel), Charlotte Bronte (Jane Eyre-Novel), Robert Louis Stevenson (Kinapped-Novel), Thomas Babington Macaulay (History of England), Thomas Carlyle (On Heroes and Hero Worship-Book), Afred Tennyson (The Princess), Robert Browning (Men and Women), Lewis Caroll (Alice’s Adventures in Wonderland-Book).
9. Twentieth Century
Berikut beberapa nama penulis beserta karyanya: Arnold Bennet (These Twain-Novel), Herbert George Wells (The Time Machine-Novel), H. Lawrence (Sons and Lovers-Novel), Joyce Cary (The Horse’s Mouth-Novel), William Galding (Lord of the First-Novel), Anthony Burrgess (A Clockwork Drange-Book), John Galsworthy (Justice-Play), George Bernard Shaw (Man and Superman-Play, Caesar and Cleopatra-Play, My Fair Lady-Play), Oscar Wilde (The Importance of Being Ernest-Play)[4].



[1] Isriati Husein. 2009. An Outline of English Literature. Unpublised Book Faculty of Teacher Training and Education, University of PGRI Palembang.
[2] Alexander, M. A History of English Literature. Published on: London. 2013
[3] Ibid
[4] [4] Isriati Husein. 2009. An Outline of English Literature. Unpublised Book Faculty of Teacher Training and Education, University of PGRI Palembang.

No comments:

Post a Comment