Sejarah Karya Sastra Inggris
Sastra
Inggris adalah sastra yang ditulis dalam bahasa Inggris termasuk sastra yang
disusun dalam bahasa Inggris oleh penulis yang tidak berkebangsaan Inggris
seperti Robert Burns dari Skotlandia, Joseph Conrad dari Polandia, dan Thomas
Pynchon dari Amerika. Tetapi walaupun begitu semua penulis dianggap penting
dalam sejarah sastra Inggris. Sastra Inggris sangat beragam seperti varietas
dan dialek Inggris yang digunakan di seluruh dunia di negara-negara yang
awalnya dijajah oleh Inggris. Namun meskipun terdapat banyak penulis sastra
Inggris, karya-karya William Shakespeare tetap penting di seluruh dunia
berbahasa Inggris.
1. Old English Literature (600-1100)
Pada masa ini, Inggris adalah sebuah negara
kepulauan dimana terdapat 5 kerajaan yang akhirnya membentuk sebuah negara yang
bernama “United Kingdom”. Kerajaan tersebut adalah: Britain, Ireland, Welsh,
dan Scotland. Suku asli orang Inggris adalah suku “celt” (orang-orangnya
bernama “The Celtis”). Negara yang pernah menjajah, yaitu:
a.German
Suku-sukunya: The Jutes, The Angles, The Saxon. Mereka menjajah DI Inggris, namun mereka bercampur dan berbaur sehingga membentuk suku baru yaitu “Anglo-Saxon”.
Suku-sukunya: The Jutes, The Angles, The Saxon. Mereka menjajah DI Inggris, namun mereka bercampur dan berbaur sehingga membentuk suku baru yaitu “Anglo-Saxon”.
b.Denmark
Sukunya adalah The Danes dan Rajanya adalah King Alfred. King Alfred adalah seorang yang membawa pengaruh besar dalam sastra (mentranslate Injil dari bahasa Perancis ke Inggris).
Sukunya adalah The Danes dan Rajanya adalah King Alfred. King Alfred adalah seorang yang membawa pengaruh besar dalam sastra (mentranslate Injil dari bahasa Perancis ke Inggris).
c.Norman
Sukunya adalah Normandy dan Rajanya adalah William Duke of Normandy.
Sukunya adalah Normandy dan Rajanya adalah William Duke of Normandy.
Pada masa Old English, karya sastra (puisi)
pertama yang paling terkenal adalah “Beawulf” berbentuk epic (hero’s poem).
Pengarangnya tidak dikenal, dan ditemukan pertama kali dengan karya
tangan/manuscript. Sekarang Beawulf dapat kita temukan di:
o Oxford University
o Exeter Cathedral
o British Museum
Drama tidak pernah muncul pada masa Old English. Drama
baru mulai muncul pada masa Middle English.
2. Middle English (1066-1500)
Drama pada Middle English, pertama kali
muncul di Yunani, digunakan untuk mengekspresikan rasa takut pada dewa-dewa
ataupun alam dan juga sebagai alat penyebaran agama kristen yang dilakukan oleh
para pendeta. Drama muncul bukan sebagai seni dan para pendeta pun bukan aktor
sungguhan, melainkan mereka hanya mengajarkan agama Kristen.
Pada zaman Middle English, drama hanya ada 3 macam,yaitu:
1.
Mistery/Miracle Play: drama yang
menceritakan tentang kejadian yang luar biasa yang terjadi di luar imajinasi
mausia.
2.
Morality play: drama yang
menceritakan tentang bagaiman hidup dengan ajaran agama Kristen (ajaran tentang
moral). Pada morallity play ini yang menjadi tokoh utama yaitu sifat-sifat
manusia.
3. Interlude: adalah jenis morallty play juga tetapi lebih pendek dan
ditampilkan diantara akting
Pada masa Middle English, ada seseorang yang
tidak pernah menulis drama, prose maupun puisi namun ia adalah orang yang
pernah mencetak buku, yaitu “William Caxton” yang pertama dicetak pada tahun
1476 yang berjudul “Morte D’ Arthur (Arthur Death)” yang dikarang oleh Sir
Thomas Mallory dan juga ada seseorang yang bernama Geofrey Saucher yang
merupakan Bapak Puisi ( The Father of Poem). Puisi Geofrey Saucher bertema
tentang keadaan di kehidupan alam bebas dimana Ia menceritakan tentang
perilaku manusia sebagai mana adanya mereka hidup.
Pada tahun 1333 ditemukan buku pertama yang ditulis
tangan oleh “William Caxton”. Beberapa orang yang pernah mentranslate Injil ke
dalam beberapa bahasa adalah:
o William Tyndale: from Greek into
English and from Hebrew into English
o John Wycliff: from Latin into English
dalam bentuk Middle English (berbentuk Authorized Version/A.V) , dan oleh
karena itu, John Wycliff dijuluki sebagai Bapak Prose (The Father of Prose)[1].
3. Tudor Literature (1500-1603)
A.
Renaissance (Elizabethan Age)
Periode Renaissance atau yang biasa
juga disebut sebagai zaman Elizabethan atau pencerahan merupakan periode dimana
masyarakat Inggris keluar dari zaman kegelapan (dark ages) dimana pemikiran
masyarakat pad amasa itu sangat sempit hanya sebatas wilayah atau negara di
mana mereka tinggal dan kebudayaan sangat terikat dengan aturan yang dibuat
oleh gereja. Masa Renaissance pada karya sastra lebih dahulu terjadi di Itali
terhadap manuskrip peninggalan Yunani dan Roma dimana mereka menghidupkan
kembali sekolah-sekolah yang berdasarkan pada pelajaran klasik dan filsafat dan
kemudian berkembang hingga ke Eropa Barat yang dibawa oleh orang-orang dari
Arab. Kejadian ini menekankan bahwa masyarakat dari Yunani dan Roma merupakan
masyarakat yang terpelajar, berbudaya dan kreatif sehingga kesadaran akan hal
tersebut mengembalikan semangat masyarakat untuk mengembangkan diri mereka
sebagai manusia.
Pada
masa pencerahan ini, karya sastra berkembang pesat dipicu dengan Ratu Elizabeth
yang juga sangat mencintai music, tarian, dan segala yang berbau seni termasuk
karya sastra. Karya sastra yang berkembang pesat pada zaman ini adalah jenis
drama karena drama dianggap sebagai perpaduan fikiran, perasaan, dan perbuatan
dalam satu karya. Sastrawan yang terkenal dalam bidang drama diantaranya
sastrawan besar seperti Christopher Marlowe, William Shakespeare, dan Ben
Jonson. Marlowe merupakan dramawan yang sangat besar yang lahir sebelum
Shakespeare dan karyanya yang paling terkenal adalah “Faustus”. Kemudian
muncullah Shakespeare yang menyempurnakan karya-karya Marlowe yang masih
dianggap memiliki beberapa kekurangan. Shakespeare sendiri sangat
terkenal dengan beberapa drama pertamanya yang dipentaskan seperti “Hamlet” dan
“Machbet”. Setelah itu Ben Jonson pun hadir menambah deretan dramawan besar
Inggris dengan karya ternamanya “Every man In His Humour”.
Dalam
bidang lain seperti puisi, penyair yang sangat dikenala adalah Edmun Spencer
dengan puisinya yang berjudul “The Faery Queen”. Pada masa ini, para penyair
juga datang dari kalangan kerajaan seperti Earl of Essex dengan karyanya “To
Plead My Faith”, Sir Walter Raleigh dengan “To Queen Elizabeth” dan Sir Philip
Sydney dengan puisinya yang berjudul “Heart Exchange”. Pada masa pencerahan ini
bahkan Elizabeth I juga berhasil menciptakan sebuah karya yang berjudul “When I
Was Fair and Young”. Masa kejayaan kasrya sastra terus berkembang pada masa
pemerintahan Ratu Elizabeth hingga akhirnya Ratu Elizabeth meninggal dan
kerajaan dipimpin oleh King James I dari Skotlandia.
Pada masa Elizabethan, tidak ada tokoh
perempuan dalam setiap pementasan dramanya, dan jikapun ada perempuan itu
adalah anak laki-laki yang dibuat menyerupai perempuan[2].
4. William Shakespeare and The Drama (1564-1616)
Literatur yang paling populer:
1. Tragedy (Romeo and
Juliet, Julius Caesar, Hamlet, Othello, King Lear)
2. Comedy (Merchant of
Venice, Twelfth Night, As You Like It)
3. History (Henry IV, In
Two Parts, Portia, Ophilia, Rosaline)
William Shakespeare lahir di Stratford on
Avon, dan istrinya bernama Anne Hathway. William meninggal pada tanggal 23 April.
5. Stuart Literature 1700
A.
The Puritan Age (1608-1674)
Adalah masa di mana sekelompok orang ingin
mengembalikan protestan secara murni. Penulis yang paling terkenal di masa ini
adalah John Milton. Ia membuat semua orang agar kembali ke Protestan.
Karakteristik John Milton:
1. Miltonic Sonet
2. Religion/sebagian
karyanya tentang agama (karyanya dibuat sama)
“The Lady of Christ”, pada masa John Milton
bagi orang Kristen, Yesus adalah tingkatan teringgi namun bagi orang Protestan,
Maria paling tinggi tingkatannya sedangkan Jesus tertinggi kedua.
Pada masa John Milton, drama tidak ada karena
dilarang termasuk semua kesenangan dunia. Yang ada hanya puisi, puisi yang
banyak bercerita tentang ajaran agama, dan sebuah buku yang berisikan tentang aturan
pencerahan. (The Role about Dicipline Divorce). Pada abad ke-17 para pendeta
pergi ke Amerika dari Inggris.
Berikut adalah karya-karya dari John Milton:
1. Paradise Lost
2. Paradise Regained
3. Samson Argonistes
B.
Restorian Age (1660-1669)
Pada masa ini, John Dryden adalah penulis
yang terkenal. Salah satu tulisannya yang populer adalah “The Conquest of
Granada” yang berjenis drama. Karakteristiknya berupa tragic drama, hanya
menceritkan tentang kepahlawanan dan keindahan serta comedy of manners (funny
when the other suffer and many shouts). Sedangkan pada prose, prose pada masa
ini dibagi menjadi 2, yaitu: fiction, dan jurnalism.
6. Agustan Literature: to1790
A. The Age of Reason (1650-1780).
Istilah
dari “The Age of Reason” lebih mengarah kepada pengertian yang menekankan pada
tingkah laku dan kepercayaan pada masa itu. Setelah jatuhnya pemerintahan
“Commonwealth” yang dipimpin oleh kaum Puritan, pada masa ini, masyarakat
menjadi sangat reasonable dimana mereka melakukan
segala sesuatu yang menurut mereka masuk akal dan mulai meninggalkan
mitos-mitos yang selama ini mereka percaya yang berasal dari gereja.
Fenomena-fenomena alam yang terjadi tidak lagi mereka percaya sebagai sebuah
kejadian karena kemarahan Tuhan atau sesuatu yang lebih bersifat metafisik. Hal
ini juga diperkuat dengan munculnya ilmuwan matematika, Isaac Newton pada tahun
1687 yang membuka cakrawala berpikir masyarakat pada masa itu.
The Age
of Reason mencakup masa Restorasi dan masa Agustus. Pada
masa Restorasi sendiri yang dipimpin oleh Charles II, para sastrawan mengalami
kesulitan dalam hal keuangan dan ketertarikan masyarakat pada karya sastra yang
bersifat Elizabethan.
Masyarakat lebih menyukai karya-karya yang bercerita tentang isu-isu yang
sedang dibicarakan pada saat itu, bukan lagi sesuatu yang penuh dengan dunia
khayalan dan pada masa ini muncul pula kegemaran masyarakat terhadap karya
pantun.
Saat
memasuki pasa Agustan, dimana pemerintahan dipimpin oleh Ratu Anne dan George
I, para penyair beralih kepada gaya Augustan karena kesamaan politik
dan keadaan sosial pad asaat itu yang dianggap sama dengan keadaan di Roma
dibawah kepemimpinna Caesar Augustus. Penyair pada masa ini kebanyakan berasala
dari kelangan kelas menengah dan karya sastra yang lehir bersifat epos, satir,
elegy, dan tragedy. Kebanyakan karya sastra pada masa itu juga jelas
menggambarkan perlawanan masyarakat terhadap kaum bangsawan. Masa ini berlangsung
pada masa revolusi intelektual, sehingga rasianalisme menjadi aliran utama para
sastrawan dan alhi filsafat. Pada masa ini juga lahir sebuat media yang
menuliskan berita-berita yang sedang dibicarakan atau yang disebut surat kabar.
Surat kabar lahirnya didasarkan dari sifat masyarakat yang tidak mudah
dipengaruhi lagi oleh para bangsawan sehingga masyarakat memerlukan argument
dan penjelasan serta gagasan fakta-fakta yang masuk akal oleh para petinggi
pemerintahan agar mau memberikan suaranya untuk pemilihan. Penyair ternama saat
itu adalah John Dryden dengan “The Hind and The Panther”, Alexander Pope
“Epistle to Miss Blount” dan Samue Johnson dengan “Letter to Chesterfield”.
B.
Eighteen Century
Pada abad ke-18, “Dryden” adalah seorang
penulis sukses untuk karyasatire nya yang berjudul “Absalom and
Achitopel”. (satire adalah gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu
keadaan atau seseorang). Selanjutnya “Dr. Samuel John” yang merupakan salah
satu penulis Inggris sekaligus pemikir hebat dan “Jonathan Swift” yang
merupakan seorang penulis yang berhasil membuat novel pertama berbentuk satire
yang berjudul “Guliver Travels”.
7.
Romantisme (1790-1837).
Periode
Romantisme terjadi diantara akhir baaad ke-18 hingga awal abad ke-19.
Kebanyakan dari sastrawan masa Romantisme mengubah aliran mereka dari aliran
yang mereka ikuti pada masa The Age of Reason menjadi aliran
yang sesuai dengan masa itu, Romantisme yang lebih berani, individual, memiliki
pendekatakan imaginasi mengenai karya sastra dan kehidupan sekaligus.
Ide dari
karya sastra pada masa Romantisme adalah spontan, alami (tidak dibuat-buat),
dan bebas sesuai dengan kehendak (individual). Aliran tersebut lebih
dipengaruhi atau didasarkan karena adanya revolusi Perancis yang dimulai pada
tahun 1789 dengan prinsip kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Hal inilah
yang kemudian membuat para penyair di Inggris merespon kesedihan masyarakat
Perancis yang kemudian dimasukkan dalam karya-karya mereka yang menuntut
kebebasan individual tanpa adanya kelas-kelas sosial di masyarakat sehingga
terciptanya persaudaraan.
Pada
masa ini, karya sastra yang banyak lahir adalah puisi dari beberapa sastrawan
ternama seperti William Blake (1757-1827) dengan “From Song of Innocent” dan
“From Song of Experience”, William Wordsworth (1770-1850) “The World Is Too
Much With Us”, Samuel Taylor Coleridge (1772-1854) “Frost at Midnight”, Lord
Byron (1788-1824) “When We Two Parted”, John Keats (1795-1821) “The Ode on a
Grecian Urn” dan Walter Scott (1771-1832) “The Lay of the Last Minstrel”.
Selain
puisi, prosa juga mengalami perkembangan dalam masa ini dan tetap dengan nilai
individualitasnya yang bebas dan spontan serta tidak dibuat-buat. Contoh
penulis prosa yang sangat terkenla seperti Jane Austen (1775-1817) dengan
karya-karyanya mengenai kehidupan rumah tangga dama kesehariannya seperti
“Pride and Prejudice”.
Sedang
karya sastra dalam bentuk drama bisa dikatakan tidak berkembang pada masa ini
karena tidak adanya sebuah drama yang dapat dikatakan sukses dan berhasil pada
masa ini. Hal tersebut disebabkan dari meningkatnya jumlah golongan kelas
menengah sehingga drama menjadi kurang digemari pada saat itu. Disamping itu,
mada masa Romantisme dimana segala aktifitas berpusat di rumah sehingga
masyarakat sedikit lebih malas untuk keluar rumah hanya untuk menikmati drama
di panggung teater dan lebih memiliki karya-karya sastra yang bisa dinikmati di
dalam rumah seperti novel dan puisi[3].
8. Nineteen Century
Berikut beberapa nama penulis beserta karyanya pada masa
Nineteen Century:
1. The Age of Romanticism: William Word Sworth (the
Danfodils-Poem), Samuel Taylor Colleridge (the Rime of the Ancient
Mariner-Poem), Charles Lamb (Elia-Essay), and Jane Austen (Pride and
Prejudice-Novel)
2. The Victorian Age: Charles Dickens (Oliver
Twist-Novel), William Make Peace (Henry Esmond and The Virginians-Novel), Gorge
Eliot (Adam Bede-Novel), Charlotte Bronte (Jane Eyre-Novel), Robert Louis
Stevenson (Kinapped-Novel), Thomas Babington Macaulay (History of England),
Thomas Carlyle (On Heroes and Hero Worship-Book), Afred Tennyson (The
Princess), Robert Browning (Men and Women), Lewis Caroll (Alice’s Adventures in
Wonderland-Book).
9. Twentieth Century
Berikut beberapa nama penulis beserta karyanya: Arnold
Bennet (These Twain-Novel), Herbert George Wells (The Time Machine-Novel), H.
Lawrence (Sons and Lovers-Novel), Joyce Cary (The Horse’s Mouth-Novel), William
Galding (Lord of the First-Novel), Anthony Burrgess (A Clockwork Drange-Book),
John Galsworthy (Justice-Play), George Bernard Shaw (Man and Superman-Play,
Caesar and Cleopatra-Play, My Fair Lady-Play), Oscar Wilde (The Importance of
Being Ernest-Play)[4].
[1] Isriati Husein. 2009. An Outline of English Literature. Unpublised
Book Faculty of Teacher Training and Education, University of PGRI Palembang.
[2] Alexander, M. A History of English Literature. Published on:
London. 2013
[3] Ibid
[4] [4]
Isriati Husein. 2009. An Outline of English Literature. Unpublised Book Faculty
of Teacher Training and Education, University of PGRI Palembang.
No comments:
Post a Comment