Teori
landasan pemikiran Post-structuralism
Seperti yang dijelaskan Storey (2015) dalam bukunya bahwa teori post strukturalisme adalah teori
yang berlawanan dengan pemikiran sebelumnya ataupun pengembangan dari pemikiran
strukturalisme atau pemikiran teori sebelumnya. Post-strukturalisme adalah
sebuah pikiran yang muncul akibat menentang pada pemikiran sebelumnya, yaitu
strukturalisme. Dalam bab ini akan sedikit dibahsa pokok atau konsep pemikiran
teori post-strukturalisme dan strukturalisme yang dibangun atas prinsip
Saussure (1857-1913) yang mana menurut pemahaman kelompok kami, bahwa bahasa
sebagai sebuah sistem tanda harus dilihat ke dalam tingkatan tunggal sehingga
bahasa memiliki aspek diakronis yang mana bahasa berkembang dan berubah dari
masa ke masa dilihat sebagai bagan yang kurang penting.
Post-strukturalisme merupakan suatu pemikiran yang berakar
dari ketidakpuasan teori structuralisme sehingga teori ini adalah bentuk baru
dari strukturalisme yang mana mengubah sudut pandang yang awalnya hanya kepada
kontruksi sosial, menuju ke pandangan objek yang mana adalah struktur sendiri
yang mana akan membentuk identitas aktor dan turut serta memaknai dunia sosial.
Bahkan Focault (2008) mengatakan bahwa post-strukturalisme memiliki pemikiran
setiap konteks ruang dan waktu ada kekuasaan yang mendominasi pengetahuan dan
berdampak kepada kenyataan realitas sosial sehingga diperlukan upaya mengungkap
kebenaran yang mana Focault menggunakan diskursus(discourse) untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam pemikiran post-strukturalisme.
Derrida (2007) yang merupakan pemikir post-strukturalisme
juga setuju bahwa struktur adalah contohnya, pada saat sebuah film itu berjalan
dengan adanya aktor dan peran-perannya yang lain itu dikarenakan adanya
sutradara dan penulis skrip yang berkarya di dunia perfilman tersebut sehingga
semua hal memiliki proses yang berkelanjutan untuk dijalankan, bukan hanya refleksi
statistika atau struktur yang hanya berpaku pada susunan yang beku. Pemikiran
post-strukturalisme ini berkembang di Amerika pada tahun 1970 yang mana dari
sinilah muncul pemikiran pemikiran post-strukturalisme.
Pemikiran menurut tokoh pakar post strukturalisme adalah sebagai
berikut :
a.
Derrida
Derrida memiliki pemikiran baru tentang post strukturalisme yang dinamakan
dengan dekonstruksi. Bahkan, pascastrukturalisme lahir sebagai dekontruksi dari
teori strukturalisme. Menurut Derrida post-strukturalisme mengandung pengertian
kritik maupun penyerapan yang menyerap berbagai aspek linguistik struktural
sambil menjadikannya sebagai kritik yang dianggap mampu melampaui strukturalisme.
Menurutnya, teori ini menolakide tentang struktul alami yang melandasi sesuatu
yang tidak stabil melalui baik buruk hal tersebut. Menurut Derrida teori ini
bersifat antihumanis yang dalam upayanya meminggirkan subjek manusia yang
terpadu dan koheren sebagai asal muasal makna stabil(Barker, 2004)
b.
Lacan
Lacan mencetuskan pemkiran didasari dari teori Sigmun Freud yang
mana pada awalnya menganalisa tentang masalah ketiaksadaran, egoisme dan
ketakutan akan kastrasi oleh ayah dan akhirnya mendasari konsep pemikiran
Lacan. Ia juga menjelaskan dan menghidupkan lagi sekumpulan konsep, khususnya
dalam konsep ketidaksadaran yang mana egoisme dalam diri manusia itu
memunculkan ketidaksadaran manusia yang dapat meluas ke berbagai bidang sosial
dan kemanusiaan. Lacan juga menafsirkan bahwa bayi 6-18 bulan yang sudah dapat
melihat pantulan dirinya dalam cermin dan sadar dan mulai bisa berbahasa maka
dari stulah kesadaran dimulai dan dengan demikianlah egoisme terjadi. “Manusia
berbicara, tetapi simbollah yang membuatnya menjadi manusia (Lacan, 1953)
c.
Michael
Foucault
Foucoult mendeskripsikan bagaimana gagasan modern dari liberalisasi
dan alasan yang pada akhirnya akan masuk ke dalam jenis pengetahuan. Ia dengan
karyanya yang berkaitan erat dengan sosial budaya sangat berpengaruh dalam
mendifinisikan tubuh dengan karakter ilmiah, universal, yang tergantung pada
waktu dan tempat. Foucault tertarik pada bidang ilmu pengetahuan yang dapat
menghasilkan cara-cara baru. Menurutnya, aspek masyarakat yang paling penting
untuk menjadi modern bukanlah fakta bahwa masyarakat itu ekonomi kapitalis atau
bentuk dari solidaritas, namun dari cara dimana konsep ilmu pengetahuan yang baru
yang belum dikenal itu muncul dan dapat endifinisikan kehidupan modern.
No comments:
Post a Comment